Senin, 16 Mei 2016

1 Malam 4 Tempat Tidur

Episode 2 kisah perjalanan menggapai Polri

Yang belum baca kisah awalnya bisa-bisa ngga ngerti nanti, baca dulu episode 1 disini, baru baca episode 2 ini ya,,

Setelah kabar gembira dari kakakku, Banyak sekali berkas yang harus kuselesaikan, ada yang tulis tangan, ada juga yang harus diketik, syukur ya aku sekolah di SMK kalo cuman mengetik bisalah. Berkas itu juga membutuhkan tanda tangan, seperti tanda tangan kepala sekolah, lurah dan orang tua. Tanda tangan kepala sekolah?? waduh, bagaimana ini?? sedangkan sekolahan libur?? Jadi saya dan ipar mencari-cari rumah kepala sekolah, tanda tangan lurah dan lain-lain, semua harus selesai hari ini karena besok hari terakhir kumpul berkas.

Esok harinya, pukul 04.00 saya sudah bangun dan menuju halte bus (depan gayatris negara) untuk berangkat menuju Polda Bali. Sampai di Polda, semua berkas saya serahkan dan diminta fotocopy ijazah yang dilegalisir di Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Waduh,, dimana tu tempatnya?? dan juga akan diadakan tes parade di Poltabes Denpasar, itu juga saya tidak tau dimana tempatnya. Jadi caraya setiap naik angkot saya gambar jalan-jalan, patung, atau toko, apapun yang saya lihat di persimpangan jalan yang saya lewati,, dan menanyakan ke sopir angkot cara sampai ke Poltabes. Sopir menjelaskan saya harus naik mobil dari ubung turun disuatu jalan, saya lupa nama jalannya anggap saja nama jalannya jalan bingung, terus nanti cari mobil merah bilang kepoltabes sampai dah kata pak sopir, saya catat semuanya di buku saya.

Sampai di terminal ubung, saya berpikir untuk menghemat uang saya, jadi saya pikir jalan kaki bisa mengurangi biaya pulang. dibenak saya terminal pesiapan tabanan tidak jauh dari terminal ubung. saya pun berjalan, jauh sekali saya berjalan, pakaian saya basah semua, mandi keringat, tapi belum juga sampai-sampai di terminal pesiapan, karena sudah jauh dan capek saya mulai menyetop kendaraan untuk sampai di negara. Setelah saya bayar ternyata ongkosnya hanya turun 2 ribu rupiah. Saya merasa perjalanan jauh saya sia-sia.

Singkat cerita, tibalah 1 hari sebelum tes parade. Kali ini saya berangkat siang hari ke denpasar, karena tes parade dilaksanakan besok. dannnnn,,, yang utama karena saya tidak tau dimana itu Poltabes. hehehe,, anak kampung tidak tau kota,, tenang,, kan sudah ada catatan,, turun di terminal ubung saya cari mobil yang sesuai dengan intruksi pak sopir dibuku catatan saya, dalam angkot saya gambar-gambar lagi jalan yang saya lewati, sampai angkot berhenti saya masih duduk diam santai, karena saya kira ada penumpang yang mau turun, eh,, ternyata sopir itu melihat saya dan mengatakan ini sudah dijalan bingung dik. Oh,, saya agak kaget, karena saya tidak tau inilah jalan tujuan saya. Saya bayar kemudian saya turun (pura-pura tidak ada masalah hehehe). Saya lihat ada mobil merah, (dalam hati saya, pas,,, sesuai catatan) saya langsung naik dan mengatakan poltabes pak dengan gaya-gaya percaya diri padahal dalam hati bingung-bingung. hehehe

Ketika Angkot sampai depan Poltabes saya belum sadar dan masih duduk tenang, sampai pak sopir mengatakan, “dik kamu sudah sampai” saya agak kaget, karna saya memang tidak tau tempatnya, tapi dengan gaya pura-pura tau,, santai aja broo,,

angkot saya pas berhenti depan tulisan ini. dulu tulisannya Poltabes.Saya turun angkot dan melihat tulisan besar POLTABES DENPASAR, hati saya sangat senang, wajah saya bersinar seakan-akan semua tujuan tercapai, stooooop...... bayangkan anda nonton adegan film yang di pause, wajah saya langsung agak bingung karna muncul pertanyaan dibenak saya. “oke poltabes telah kutemukan, trus??? emang kenapa??? emang kamu sudah jadi polisi??? sekarang mau ngapain ayoo???" Hari sudah mulai gelap, harus tidur dimana? Sedangkan tes paradenya akan dilaksanakan esok hari. Saya mulai tengok sana sini, terlihat sebuah kursi dengan cat warna putih dan beberapa orang duduk diatasnya. Sepertinya tempat itu adalah sebuah klinik kesehatan. Saya pun menuju kesitu dan duduk disana.

tempat tidur pertama saya disiniSampai hari ini saya heran kenapa saat itu saya pura-pura mengantar orang untuk berobat dengan gaya tengak-tengok kedalam dan mengeluarkan suara kecil “lama banget nih antrean” padahal saat itu tidak ada yang Tanya, tidak ada yang peduli, kok bisa-bisanya saya harus pura-pura seperti itu, hahaha,, mungkin karna masih ABG jadi logikanya belum mumpuni. Lanjut cerita, saya merasa lapar, kemudian saya berjalan menuju penjual nasi goreng, disitu saya lihat tiga orang polisi makan nasi goreng. Ingin rasanya saya berbincang tapi tidak ada keberanian sedikit pun, sampai mereka semua pergi. Setelah makan saya kembali ke kursi putih tadi. Sangat melelahkan duduk tanpa aktifitas, semua terasa lama, segala gaya duduk sudah dilakukan. Mulai dari gaya duduk santai, angkat kaki kanan, angkat kaki kiri, hadap serong kanan, serong kiri, sampai tak terasa ternyata saya tertidur.

Saat saya bangun ternyata klinik itu sudah tutuptidak ada lagi orang disana, rasanya lebih nyaman saat sendiri diatas kursi, saya merebahkan badan, berbaring dengan santai, hahhhh,,, melegakan sekali. selang beberapa menit, saat tertidur setengah matang tanda kutip, hehe maksudnya tertidur tapi masih mendengar suara gesekan langkah yang semakin lama semakin kuat. Jantung saya mulai berdebar, pikiran saya mulai takut. Siapa ini yang datang kearah saya? jangan-jangan perampok? Waduh,, hati mulai gelisah,, mata masih tertutup, saya peluk tas saya erat-erat. tapi ada dorongan semangat yang mengatakan, “sekarang saatnya praktekkan ilmu beladiri yang dimiliki”. Saat buka mata saya kaget karena orang itu berdiri tepat di depan mata saya. Saya langsung bangun dan duduk sambil memeluk erat tas yang saya bawa. Saya menunduk terlihat sepatu yang mirip dipake polisi. Belum sampai pandangan saya ke wajah orang tersebut dia langsung berkata “ngapain kamu disini?” dengan agak terbata saya jawab, “mau daftar polisi pak” spontan dia bilang “pendaftaran sudah tutup. Kamu mau daftar apa tes?” “oh iya pak, saya mau tes” dengan nada yang meredup dia mengatakan, mau jadi polisi kok tidur dijalan, saya kira kamu maling tadi, sini ikut saya kedalam,mau jadi polisi itu susah”. rupanya dia seorang polisi yang piket malam, dia curiga melihat saya karena waktu itu penampilan saya mencurigakan seperti maling.

Saya senang sekali diajak pak polisi ke penjagaan dan polisi itu menunjuk kursi tempat tidur saya yang ukurannya sangt kecil, jauh lebih kecil dari kursi putih di klinik. Meskipun demikian, perasaan lebih nyaman disitu karena berada dalam poltabes dan ada polisi yang peduli. Sambil senyum saya tidur. Belum lama tertidur saya dibangunkan lagi oleh polisi tadi dan mengajak saya untuk pindah tempat tidur ke ruangan ujian SIM. Wah,, saya senang lagi, karena kursi disana cukup lebar,, dan saya tidur disitu sangat nyaman. Belum lama saya tertidur, saya di bangunkan lagi, saya diajak kelantai dua, masuk sebuah ruangan dan di tunjukan sebuah meja untuk tidur disitu. Wah,, wah,, dari tiga kali pindah tempat tidur keempat inilah yang paling nyaman saya rasa,, karena sangat lebar dan panjang. Saya pun tidur lelap tanpa gangguan.

Saya terbangun saat dengar suara adzan subuh, saya turun dan melihat sudah banyak casis yang lainnya. saya menuju toilet untuk mengganti pakaian baju putih, celana pendek putih dan gosok gigi. Hari itu saya tidak mandi. Hehehe,, saat semua casis dikumpul dan dibariskan sesuai nomor casis, ada polisi yang berkeliling mengecek,, polisi itu mengatakan kepada saya “kakimu O karna tidak bisa rapat, susah kamu bisa lulus, persaingan ketat”. Giliran barisan kami masuk keruangan tes, banyak tes disana, seperti baris berbaris, mengucapkan kata” lapor casis I KADEK SRIANA Nomor 1432 Siap di periksa, kami melaksanakan baris-berbaris, meluruskan tangan, menutup salah satu mata, seperti gaya orang menembak. Dll,,

Sore hari semua kegiatan telah selesai, dan diumumkan bahwa besok dilaksanakan tes jasmani di lapangan, nama lapangannya saya lupa, dan tempatnya juga saya tidak tau. Saya keluar dari Poltabes dan duduk di trotoar, saya memikirkan langkah apa yang harus saya lakukan, saya harus kemana? Kalau pulang kerumah tidak mungkin selain jaraknya jauh dan besok pagi ada tes jasmani. Bagaimana ini? Apa yang harus saya lakukan? Saya harus tidur dimana malam ini? Kalo saya tidur di klinik lagi jangan-jangan terlambat besok tes jasmani pukul 06.00 pagi karena saya tidak tau lapangan itu jauh atau dekat dengan poltabes. Saya merenungkan semuanya sambil melihat kendaraan lalulang dan,,,,,,,, bersambung ya,,, maaf takutnya kalo kepanjangan, pembaca jadi bosan.

3 komentar: