Yang belum baca kisah awalnya bisa-bisa ngga ngerti nanti, baca dulu episode 1 disini, baru baca episode 2 ini ya,,
Setelah kabar gembira dari kakakku, Banyak
sekali berkas yang harus kuselesaikan, ada yang tulis tangan, ada juga yang
harus diketik, syukur ya aku sekolah di SMK kalo cuman mengetik bisalah. Berkas
itu juga membutuhkan tanda tangan, seperti tanda
tangan kepala sekolah, lurah dan orang tua. Tanda tangan kepala sekolah?? waduh, bagaimana ini??
sedangkan sekolahan libur?? Jadi saya dan ipar mencari-cari rumah kepala
sekolah, tanda tangan lurah dan lain-lain, semua harus selesai hari ini karena besok hari terakhir kumpul berkas.
Esok harinya, pukul 04.00
saya sudah bangun dan menuju halte bus (depan gayatris negara) untuk berangkat menuju Polda Bali.
Sampai di Polda, semua berkas saya serahkan dan
diminta fotocopy ijazah yang dilegalisir di Dinas Pendidikan Provinsi Bali.
Waduh,, dimana tu tempatnya?? dan juga akan diadakan tes parade di Poltabes
Denpasar, itu juga saya tidak tau dimana tempatnya. Jadi caraya setiap naik angkot saya gambar jalan-jalan, patung, atau toko, apapun yang saya lihat di persimpangan jalan yang saya lewati,, dan menanyakan ke sopir angkot cara sampai ke Poltabes. Sopir menjelaskan
saya harus naik mobil dari ubung turun disuatu jalan, saya lupa nama jalannya
anggap saja nama jalannya jalan bingung, terus nanti cari mobil merah bilang
kepoltabes sampai dah kata pak sopir, saya catat semuanya di buku saya.
Sampai di terminal ubung, saya berpikir untuk menghemat uang saya, jadi saya
pikir jalan kaki bisa mengurangi biaya pulang. dibenak saya terminal pesiapan tabanan tidak jauh dari terminal ubung. saya pun berjalan, jauh sekali saya berjalan,
pakaian saya basah semua, mandi keringat, tapi belum juga sampai-sampai di terminal pesiapan, karena sudah jauh dan capek saya mulai
menyetop kendaraan untuk sampai di negara. Setelah saya bayar ternyata
ongkosnya hanya turun 2 ribu rupiah. Saya merasa perjalanan jauh saya sia-sia.
Singkat cerita, tibalah 1 hari sebelum tes parade. Kali ini saya berangkat siang hari ke denpasar, karena tes parade dilaksanakan besok. dannnnn,,, yang utama karena saya tidak tau dimana itu Poltabes.
hehehe,, anak kampung tidak tau kota,, tenang,, kan sudah ada catatan,, turun di terminal ubung saya cari mobil yang sesuai dengan intruksi pak sopir dibuku catatan saya, dalam angkot saya gambar-gambar lagi jalan yang saya lewati, sampai angkot berhenti saya masih
duduk diam santai, karena saya kira ada penumpang yang mau turun, eh,, ternyata sopir itu
melihat saya dan mengatakan ini sudah dijalan bingung dik. Oh,, saya agak kaget, karena saya tidak tau inilah jalan tujuan saya. Saya bayar kemudian saya turun (pura-pura tidak ada masalah hehehe). Saya lihat ada mobil merah, (dalam hati saya, pas,,, sesuai catatan) saya langsung naik
dan mengatakan poltabes pak dengan gaya-gaya percaya diri padahal dalam hati
bingung-bingung. hehehe
Ketika Angkot sampai depan Poltabes saya belum sadar dan
masih duduk tenang, sampai pak sopir mengatakan, “dik kamu sudah sampai” saya
agak kaget, karna saya memang tidak tau tempatnya, tapi dengan gaya pura-pura tau,, santai aja broo,,


Saat saya bangun ternyata klinik
itu sudah tutup, tidak ada lagi orang disana, rasanya lebih nyaman saat sendiri diatas kursi, saya
merebahkan badan, berbaring dengan santai, hahhhh,,, melegakan sekali. selang
beberapa menit, saat tertidur setengah matang tanda kutip, hehe maksudnya
tertidur tapi masih mendengar suara gesekan langkah yang semakin lama semakin
kuat. Jantung saya mulai berdebar, pikiran saya mulai takut. Siapa ini yang datang
kearah saya? jangan-jangan perampok? Waduh,, hati mulai gelisah,, mata masih
tertutup, saya peluk tas saya erat-erat. tapi ada dorongan semangat yang
mengatakan, “sekarang saatnya praktekkan ilmu beladiri yang dimiliki”. Saat
buka mata saya kaget karena
orang itu berdiri tepat di
depan mata saya. Saya langsung bangun dan duduk sambil memeluk erat tas yang
saya bawa. Saya menunduk terlihat sepatu yang mirip dipake polisi. Belum sampai
pandangan saya ke wajah orang tersebut dia langsung berkata “ngapain kamu
disini?” dengan agak terbata saya jawab, “mau daftar polisi pak” spontan dia
bilang “pendaftaran sudah tutup. Kamu mau daftar apa tes?” “oh iya pak, saya
mau tes” dengan nada yang meredup dia mengatakan, mau jadi polisi kok tidur
dijalan, saya kira kamu maling tadi, sini ikut saya kedalam,mau jadi polisi itu
susah”. rupanya dia seorang polisi yang piket malam, dia curiga melihat saya
karena waktu itu penampilan saya mencurigakan seperti maling.
Saya senang sekali diajak
pak polisi ke penjagaan dan polisi itu menunjuk kursi tempat tidur saya yang
ukurannya sangt kecil, jauh lebih kecil dari kursi putih di klinik. Meskipun
demikian, perasaan lebih nyaman disitu karena berada dalam poltabes dan ada
polisi yang peduli. Sambil senyum saya tidur. Belum lama tertidur saya
dibangunkan lagi oleh polisi tadi dan mengajak saya untuk pindah tempat tidur
ke ruangan ujian SIM. Wah,, saya senang lagi, karena kursi disana cukup lebar,,
dan saya tidur disitu sangat nyaman. Belum lama saya tertidur, saya di
bangunkan lagi, saya diajak kelantai dua,
masuk sebuah ruangan dan di tunjukan sebuah meja untuk tidur disitu. Wah,,
wah,, dari tiga kali pindah tempat tidur
keempat inilah yang paling nyaman saya rasa,, karena
sangat lebar dan panjang. Saya pun tidur lelap tanpa gangguan.
Saya terbangun saat dengar suara adzan subuh, saya turun
dan melihat sudah banyak casis yang lainnya. saya menuju toilet untuk mengganti
pakaian baju putih, celana pendek putih dan gosok gigi. Hari itu saya tidak
mandi. Hehehe,, saat semua casis dikumpul dan dibariskan sesuai nomor casis,
ada polisi yang berkeliling mengecek,, polisi itu mengatakan kepada saya
“kakimu O karna tidak bisa rapat, susah kamu bisa lulus, persaingan ketat”. Giliran
barisan kami masuk keruangan tes, banyak tes disana, seperti baris berbaris, mengucapkan kata”
lapor casis I KADEK SRIANA Nomor 1432 Siap di periksa, kami melaksanakan
baris-berbaris, meluruskan tangan, menutup salah satu mata, seperti gaya orang
menembak. Dll,,

Manaaa kelanjutan nyaa bosqu
BalasHapushttps://ikadeksriana.blogspot.com/2025/02/horor-part-3-perjalanan-menggapai-polri.html
HapusLanjutannya bang
BalasHapushttps://ikadeksriana.blogspot.com/2025/02/horor-part-3-perjalanan-menggapai-polri.html
HapusBanggg lanjutannya
BalasHapusKentang sekali
https://ikadeksriana.blogspot.com/2025/02/horor-part-3-perjalanan-menggapai-polri.html
Hapus